Pages

Menyikapi Dunia Yang Terus Berubah Dengan Manajemen Perubahan yang Positif

Satu kata bijak yang masih saya percaya adalah The certainty is the uncertainty itself. Hal yang pasti di dunia ini adalah ketidak pastian itu sendiri. Saya adalah satu orang yang tersenyum sinis saat mendengarkan penjelasan Lord Rangga sebagai salah satu petinggi Sunda Empire tentang tatanan dunia baru pada Januari 2020. Otak saya yang pendek akan pengetahuan sejarah dan politik dunia ini serta merta skeptis dan menolaknya. Apa iya akan ada tatanan dunia baru dimana negara-negara maju saja membutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun untuk menjadi kuat mendikte dunia ini.

Akan tetapi kenyataan berkata lain karena mulai Maret 2020 keadaan terbalik 360 derajat. Wabah covid 19 yang tadinya hanya bersifat epidemi di Wuhan China yang kita lihat korban berjatuhan di TV, kemudian dalam waktu yang cepat menjadi pandemi di seluruh dunia hingga saat ini. Saking kreatifnya virus yang saat ini berevolusi menjadi variant delta tersebut menjadi sulit untuk diatasi, bahkan beberapa negara mulai berencana untuk menjadikan virus covid ini sebagai endemi dunia, dianggap sebagai sebuah penyakit yang menetap dan berusaha hidup beriringan dan berdampingan seperti penyakit lain misalnya influenza, malaria, sipilis, hepatitis B, dan HIV.

Wabah covid ini sebetulnya hanyalah salah satu contoh masalah di dunia ini yang menunjukkan bahwa dunia ini berubah,  dinamis, penuh dengan fluktuasi, turbulence, naik turun seperti roaler coaster, berubah sewaktu-waktu yang kadang diluar nalar dan prediksi para pakar. Alamiahnya, dengan munculnya masalah menuntun dan menuntut manusia untuk menjadi pribadi yang kreatif dan solutif alih-alih pasrah dan menyerah. Persoalannya adalah bagaimana kita melakukan manajemen diri untuk berubah menjadi persona yang kreatif dan solutif dalam rangka menyesuaikan diri menghadapi perkembangan jaman dan ketidakpastian di dunia ini. 

Dalam ilmu manajemen perubahan, misal menggunakan 8 langkah perubahan dari bukunya Professor Emeritus Harvard Business School, John P. Kotter, dengan teori beliau tentang "8 Steps to change" memang cara paling ampuh untuk merubah diri adalah dengan menempatkan kita dalam zona ketakutan. Membayangkan masa depan, merasakan susah, sengsara dan pedihnya sesuatu jika kita tidak mau berubah. Hal tersebut sejalan dengan teori di ilmu psikologi bahwa untuk membuat seseorang tumbuh dan berkembang, mereka harus melalui tahapan zona nyaman (comfort), ketakutan (fear), belajar (learning) dan akhirnya tumbuh (growth). Tambah lagi dalam kajian bahasa yaitu konsep bahasa coercive dimana bahasa berbentuk perintah untuk dilaksanakan tanpa boleh ditanyakan seperti bahasa militer atau bahasa atasan kepada bawahan yang meminta penyelesaian tugas saat itu juga. Kesemuanya memiliki sudut pandang yang sama yaitu memunculkan rasa segera (sense of urgency) dan ketakutan (fear) yang memang harus diakui akan merubah perilaku saat itu juga. 

Namun jika tujuannya adalah memunculkan perilaku yang sifatnya produktif seperti kreatifitas, model manajemen perubahan di atas tidaklah menjawab persoalan. Hal tersebut dikarenakan ketakutan adalah salah satu emotional barrier yang paling melumpuhkan hadirnya kreatifitas dalam diri kita seperti yang disebut dalam buku The Encyclopedia of Creativity. Saat pikiran kita kalut karena kena PHK sementara kebutuhan hidup tetap maka akan sulit untuk menuntut berfikir kreatif dan solutif. Pikiran sederhana yang muncul umumnya hanyalah bagaimana dapat bekerja kembali dan hidup berjalan normal dalam standar aman. 

Padahal jika kita mau berpikir positif, tenang dan optimis sebetulnya banyak peluang-peluang baru ditengah sebuah krisis seperti kata Albert Einstein “in the midst of every crisis, lies great opportunity”. Namun di titik ini kita harus berani berpindah mengganti ketakutan-ketakutan yang ada di sekitar kita dengan rasa tenang, bahagia dan bersyukur menuju zona belajar (learn) dan berkembang (growth). Sebagai contoh, kita bisa melihat praktik-praktik itu pada para orang-orang sukses dan penemu dunia. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dunia ini gelap gulita karena tidak ada teknologi lampu saat Thomas Alva Edison takut melakukan percobaan lanjutan setelah kegagalan pertamanya. Namun orang hebat tidak memilih menggunakan lampu minyak untuk penerangan dan memilih untuk tetap berkreasi mencari cara menyalakan lampu walaupun harus melewati 1000 kali percobaan dan bengkelnya terbakar.

Kemudian Steve Jobs dengan Apple Inc. dan Bill Gates dengan Microsoft Inc. adalah juga salah satu contoh orang-orang positif dan kreatif yang berhasil mengembangkan software dan hardware dari garasi hingga menjadi perusahaan besar yang produk teknologinya kita nikmati dan membuat kehidupan kita menjadi lebih efektif dan efisiens. Karena merekalah kita hari ini tidak lagi mengetik surat dengan menggunakan kertas ataupun mesik ketik manual.

Di kasus yang terbaru, kita bisa ambil contoh Richard Branson dengan Virgin Galactic dan Jeff Bezos dengan Blue Origin yang akhirnya berhasil melakukan uji coba pariwisata luar angkasa pada bulan Juli 2021 setelah melalui tahap pengembangan mulai tahun 2000an. Walaupun ada insiden terbakarnya pesawat ruang angkasa sejenis saat uji coba yaitu Elon Musk dengan Spacex pada bulan Maret 2021, Richard dan Jeff tetap saja melanjutkan peluncuran mereka dan membuktikan bahwa mereka berhasil. Alih-alih kebanyakan orang skeptis dan mencari aman mengembangkan pariwisata seperti biasa, mereka memilih untuk berpikir radikal bahwa bisa mengembangkan pariwisata luar angkasa tersebut.

Walaupun masih ada orang-orang yang tumbuh menjadi luar biasa denggan menggunakan ketakutan-ketakutan mereka sebagai bahan bakar motivasi sukses, namun bagi kebanyakan orang-orang besar di dunia ini, mereka memilih menggunakan pikiran positif untuk memunculkan kreatifitas dan inovasi-inovasi dalam rangka memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang muncul. Hal tersebut mereka kerjakan karena mereka tahu bahwa pikiran yang positif akan menuntun kepada kreatifitas dan kualitas. Kita akan memilih yang mana? Silahkan sruput kopi dan melamun dahulu.


No comments:

Post a Comment

Komen Anda akan melalui tahap moderasi oleh admin (Your comment is under moderation)