Pages

Strategi Mendapatkan MORA Language Course Scholarship

Mungkin karena kampus saya (IAIN Salatiga) dibawah naungan Kemenag RI, maka surat edaran tentang beasiswa kursus bahasa asing MORA Scholarship sampai di kampus saya tepatnya di Unit Pelayanan Bahasa (UPB) IAIN Salatiga awal November 2014 lalu. Namun karena saya sudah lulus pada Oktober, saya jarang ke kampus. Hanya saja saya memang suka aktif mencari infromasi seputar beasiswa ke grup-grup di facebook. Akhirnya saya masuk ke grup kampus dan mendapati informasi tentang beasiswa kursus bahasa asing tersebut di up load dalam bentuk JPEG.

Tentu setelah mendapat informasi, tugas saya selanjutnya adalah mempelajari syarat-syaratnya dan meng-highlight deadline. Ternyata saya hanya memiliki waktu seminggu, padahal persyaratannya cukup banyak. Saya harus scan copy ijazah dan transkrip, sertifikat bahasa asing (TOEFL ITP), KTP, Surat Keterangan dari Bank kalau rekening saya masih aktif, bukti telah mendaftar di lembaga bahasa yang direkomendasikan MORA, NPWP, dan scan surat pernyataan.

Dari persyaratan diatas yang membuat saya agak kebingungan adalah NPWP dan bukti telah mendaftar di lembaga bahasa. Kemudian saya langsung browsing apa saja persyaratan membuat NPWP. Saya sudah agak lupa, yang jelas seingat saya hanya membawa foto copy KTP. Seingat saya hanya ngantri beberapa menit setelah mengisi formulir kemudian dipanggil petugas tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Namun membuatnya berdasarkan asal KTP kita dari mana. Seperti saya dari Boyolali dan mendaftarnya KSP Pratama (Saya juga sudah lupa nama dan lokasinya). Yang jelas kalau kita browsing “Cara membuat NPWP daerah Boyolali”, di Google akan muncul kantor beserta alamatnya.

Selanjutnya, saya kebingungan untuk mendaftar kursusnya karena saya ingin kursus IELTS di IALF namun prosesnya agak lama dan saya harus melakukan placement test. Karena pihak IALF ingin mengetahui dahulu skor awal bahasa Inggris calon peserta berapa sebagai pemetaan kelas kursusnya. Dengan waktu 6 hari tentunya tidak cukup jika saya harus bolak balik Jakarta dan tidak ada budget buat kesana. Kemudian saya berpikir untuk mendaftar di EF (English First) Solo karena lokasinya juga lebih terjangkau. Terus juga muncul ide bahwa yang utama adalah saya melengkapi dahulu segala persyaratan yang diminta MORA. Kemudian kalau saya ketrima, baru nanti mengusulkan untuk pindah lokasi kursus ke IALF.

Well, pengumuman peserta penerima beasiswa MORA akhirnya keluar bulan Desember 2014. Kemudian rencana pengajuan pindah lokasi juga tidak dilarang. Saya pikir selama syarat yang MORA minta sudah dilengkapi, maka kemungkinan besar diterima. MORA juga tidak mensyaratakan skor TOEFL awal yang tinggi, justru dengan TOEFL kita yang masih tengah-tengah seperti skor 500 malah ketrima. Karena logikanya MORA memberi bantuan kita untuk kursus agar skor kita naik kan…. J

Selamat mencoba dan lengkapi persyaratannya! Semoga diterima (Amin).


Siti Nurkhasanah, S.Pd.I.
 

No comments:

Post a Comment

Komen Anda akan melalui tahap moderasi oleh admin (Your comment is under moderation)